PENGARUH FAKTOR BIOTIK EKOSISTEM
EKOSISTEM DARAT
1.
Dasar
Teori
Ekosistem
adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan
kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang
saling mempengaruhi.
Komponen-komponen
pembentuk ekosistem adalah:
-
Komponen hidup (biotik)
-
Komponen tak hidup (abiotik)
Kedua
komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan
yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri
dari ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik,
sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan
oksigen yang terlarut dalam air.
Satuan
makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau komunitas.
Individu adalah makhluk tunggal. Contohnya: seekor kelinci,seekor serigala,
atau individu yang lainnya. Sejumlah individu sejenis (satu species) pada
tempat tertentu akan membentuk Populasi. Contoh : dipadang rumput hidup
sekelompok kelinci dan sekelompok srigala. Jumlah anggota populasi dapat
mengalami perubahan karena kelahiran, kematian, dan migrasi ( emigrasi dan
imigrasi). Sedangkan komunitas yaitu seluruh populasi makhluk hidup yang hidup
di suatu daerah tertentu dan diantara satu sama lain saling berinteraksi. Contoh:
di suatu padang rumput terjadi saling interaksi antar populasi rumput, populasi
kelinci dan populasi serigala. Setiap individu, populasi dan komunitas
menempati tempat hidup tertentu yang disebut habitat. Komunitas dengan seluruh faktor abiotiknya
membentuk suatu ekosistem. Suatu komunitas di suatu daerah yang mencakup daerah
luas disebut bioma. Contoh: bioma padang rumput, bioma gurun, dan bioma hutan
tropis. Semua bagian bumi dan atmosfer
yang dapat dihuni makhluk hidup disebut biosfer. Berdasarkan proses terjadinya,
ekosistem dibedakan atas dua macam :
Ekosistem
Alami, yaitu ekosistem yang terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia. Contoh
: padang rumput, gurun,laut
Ekosistem
Buatan, yaitu ekosistem yang terjadi karena buatan manusia.
Contoh : kolam, sawah, waduk, kebun
Contoh : kolam, sawah, waduk, kebun
Ekosistem
tidak akan tetap selamanya, tetapi selalu mengalami perubahan. Antara faktor
biotik dan abiotik selalu mengadakan interaksi, hal inilah yang merupakan salah
satu penyebab perubahan. Perubahan suatu ekosistem dapat disebabkan oleh proses
alamiah atau karena campur tangan manusia.
Macam-macam Ekosistem
Secara
garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
1. Ekosistem
Darat : Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa
daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat
dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
2. Bioma
gurun :Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik)
yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan
curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C)
sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa
mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan
semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai
pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun
dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan
yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
3. Bioma
padang rumput : Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik
ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun
dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase
(aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan
rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan.
4. Bioma
Hutan Basah : Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan
relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung
letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon
tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah
terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar
organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan
kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah
tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek
sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau,
dan burung hantu.
5. Bioma
hutan gugur : Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang
mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10
s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah,
bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
6. Bioma
taiga : Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan
daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga
merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada
musim gugur.
7. Bioma
tundra : Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran
kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di
daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken,
tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya,
tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di
daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya
berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal,
contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan
lalat hitam.
8. Ekosistem
Air Tawar : Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak
menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam
tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.
Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air
tawar pada umumnya telah beradaptasi.
II.
Tujuan :
1. Mengatahui
jenis organisme (tumbuhan dan hewan) pada ekosistem darat.
2. Mengukur
karakteristik struktur komunitas dalam suatu ekosistem secara kualitatif dan
kuantitatif (kepadaan/kerapatan, frekuensi, dominasi) berdasarkan metode
pengukuran tertentu.
III. Alat dan bahan :
1.
Kuadrat atau tali rapia
2.
Meteran
3.
Pasak (bambu/kayu)
4.
Alat counter (alat penghitungjumlah)
5.
Lup
IV. Cara Kerja (metode
kuadrat) :
1.
Pilihlah suatu ekosistem di lingkungan
kampus, misalnya kebun botani, kebun taman, padang rumput (terbuka dan
tertutup/rimbun)
2.
Setiap kelompok membuat plot engamatan
dengan metode kuadrat. Catat : buat kuadrat ukuran 1 m dengan tali rapia pada
habitat ekosistem yang telah dipilih masing – masing kelompok.
3.
Lakukan pengamatan faktor biotik pada
kuadrat tersebut.
4.
Catatlah semua organisme (hewan dan
tumbuhan) yang ditemukan pada kuadrat tersebut.
5.
Ulangi kegiatan tersebutno. 2 s.d 4
minimal 2 kali untuk mendapatkan data yang signifikan dengan cara memindahkan
kuadrat kelokasi lain pada ekosistem tersebut.
6. Catat
pula faktor abiotik ekosistem tempat pengamatan tersebut (suhu, kelembaban,
angin, cahaya).
V. Hasil pengamatan
Tabel hasil pengamatan
biotik ekosistem kuadran pertama 1 X 1 m
No
|
Nama
Jenis/ Spesies Organisme
|
Jumlah
Individu
|
Kelompok
|
Frekuensi
|
Kepadatan/
Kerapatan
|
1.
|
Hewan
|
||||
A1 belalang kecil
|
8 ekor
|
Konsumen 1
|
0,8
|
25 %
|
|
A2 Kutu rumput
|
2 ekor
|
0,2
|
6,25 %
|
||
A3 Kumbang hitam
|
2 ekor
|
0,2
|
6, 25%
|
||
A4 Kepik
|
2 ekor
|
0,2
|
6,25 %
|
||
A5 Semut merah
|
5 ekor
|
0,5
|
15,6 %
|
||
A6 Laba laba
|
2 ekor
|
0,2
|
6,25 %
|
||
A7 belalang besar
|
1 ekor
|
0,1
|
3,1%
|
||
A8 Nyamuk
|
2 ekor
|
0,2
|
6,25%
|
||
A9 Semut Hitam
|
7 ekor
|
0,7
|
21,8%
|
||
A10 Katak Pohon
|
1 ekor
|
Konsumen 2
|
0,1
|
3,1 %
|
|
Jumlah
semua individu
|
32
ekor
|
|
|
99,85%
|
|
2.
|
|
||||
Rumput
|
90 tanaman
|
Produsen
|
18
|
90 %
|
|
Rumput Merambat
|
4 tanaman
|
0,8
|
4%
|
||
Bayam bayaman
|
2 tanaman
|
0,4
|
2%
|
||
Lombok lombokan
|
2 tanaman
|
0,4
|
2%
|
||
Cemara
|
2 tanaman
|
0,4
|
2%
|
||
Jumlah
spesies individu
|
100
tanaman
|
|
|
100%
|
Tabel hasil pengamatan
biotik ekosistem kuadran kedua 1 X 1 m
No
|
Nama
jenis/spesies organisme
|
Jumlah
individu
|
kelompok
|
frekuensi
|
Kepadatan/
kerapatan
|
1.
|
Hewan
|
||||
B1 belalang kecil
|
10 ekor
|
Konsumen 1
|
1,25
|
27,8 %
|
|
B2 Kutu rumput
|
10 ekor
|
1,25
|
27,8 %
|
||
B3 jangkrik
|
2 ekor
|
0,25
|
5,5%
|
||
B4 Kepik
|
2 ekor
|
0,25
|
5,5 %
|
||
B5 Semut merah
|
2 ekor
|
0,25
|
5,5 %
|
||
B6 Lalat
|
1 ekor
|
0,125
|
2,8 %
|
||
B7 belalang besar
|
2 ekor
|
0,25
|
5,5 %
|
||
B8 semut hitam
|
7 ekor
|
0,875
|
19,4 %
|
||
Jumlah
seluruh individu
|
36
ekor
|
|
|
99,8
%
|
|
|
|||||
2.
|
Tumbuhan
|
||||
Rumput
|
69 tanaman
|
Produsen
|
17,25
|
69
%
|
|
Rumput Teki
|
11 tanaman
|
2,75
|
11 %
|
||
Meniran
|
5 tanaman
|
1,25
|
5 %
|
||
rumput kering
|
15 tanaman
|
3,75
|
15 %
|
||
Jumlah
seluruh individu
|
100
tanaman
|
|
100
%
|
Frekuensi =
Kerapatan =
Bahan diskusi + pembahasan
1. Buat
grafik batang dari masing-masing kelompok organisme tersebut !
Grafik
batang biotik ekosistem kuadran pertama 1 x 1 M
Grafik batang ekosistem kuadran
kedua 1 x 1 M
2. Gambar
bagan rantai dan jaring jaring makanan, tingkat tropik faktor biotik ekosistem
tersebut dan tunjukan arah aliran energinya !
3. Apa
yang dimaksud dengan istilah kepadatan/kerapatan, frekuensi, kelimpahan/ambudansi,
dan dominansi species dalam suatu komunitas?
-
Kepadatan atau kerapatan yaitu jumlah
individu dalam suatu populasi dalam satuan ruang dan waktu.
-
Frekuensi yaitu jumlah jenis individu
perjumlah individu yang ada
-
Dominasi spesies yaitu jumlah dari
beberapa spesies yang lebih melimpah atau mendominasi suatu populasi.
4. Berdasarkan
komunitas diatas speciese mana yang memiliki nilai kepadatan , frekuensi dan
dominansi tertinggi begitu pula sebaliknya !
·
Berdasarkan komunitas diatas pada
kuadran pertama yang memiliki nilai kerapatan tertinggi yaitu tumbuhan yaitu
rerumputan yang bertindak sebagai produsen begitu pula halnya dengan frekuensi
dimana tumbuhan memiliki frekuensi tertinggi.sebaliknya spesies yang memiliki
frekuensi atau kerapatan teresndah yaitu belalang dan katak pohon yang
bertindak sebagai konsumen tingkat dua
·
Pada kuadran kedua spesies yang memiliki
kerapatan dan frekuensi yang tertinggi ditempati oleh tumbuhan yakni rerumputan
yang bertindak sebagai produsen. Sebaliknya spesies yang memilikikerapatan dan
frekuensi terendah yaitu lalat.
Daftar Pustaka
http://sumbermakalah.blogspot.com/2008/12/ekosistem-darat.html diakses 16 Nopember 2011 pukul 20.00 .
TUJUAN
:
1.
Melakukan pengukuran faktor fisik dan
kimia suatu ekosistem perairan
2.
Menjelaskan arti penting faktor fisik
dan kimia dalam suatu ekosistem perairan
a. Faktor fisik ekosistem perairan
1. Dasar teori
Ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan
ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan
ekosistem air laut. Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu
tidak mencolok, penetrasi cahaya kurang, dan dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
Ekosistem perairn air tawar dibedakan menjadi ekosistem lentik atau perairan
menggenang dan ekosistem lotik atau perairan mengalir. Kualitas suatu perairan
dapat ditentukan oleh sifat kimia dan fisika. Interaksi antara sifat kimia dan
fisika di perairan sungai dan kolam dapat menentukan kemampuan perairn tersebut
untuk mendukung kehidupan yang ada di dalamnya.
Ekosistem
perairan merupakan ekosistem yang selalu mengalami perubahan kualitas dan
kuantitas akibat pengaruh variasi abiotik tersebut. Oleh karena itu, organisme
perairan harus dapat beradaptasi dalam mencari nutrisi dan menjalankan
kelangsungan hidup dengan menggunakan gas-gas yang terlarut pada perairan
tersebut. Pengaruh variasi abiotik ini juga sebagai penunjang lingkungan secara
keseluruhan yang memungkinkan adanya perubahan produktivitas biologis. Dengan
adanya praktikum ini, kita dapat menentukan kualitas fisika dan kimia suatu
perairan sehingga dapat menambah wawasan tentang variasi faktor abiotik yang sesuai
dengan kelangsungan kehidupan organisme perairan sehingga kita dapat
mengaplikasikan hal tersebut di bidang perikanan dan konsevasi alam.
syarat kategori air bersih
ada beberapa
syarat untuk pemenuhan air bersih yang layak untuk dikonsumsi yang meliputi
dari beberapa aspek yaitu:
Aspek psysics meliputi : air tidak
boleh berwarna, air tidak boleh berbau, suhu air hendaknya dibawah sela udara
(sejuk -/+ 25 derajat celcius), tampilan air harus jernih
Aspek kimia meliputi : air minum
tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam
jumlah melampui batas yang telah ditentukan seperti kandungan besi yang
terdapat dalam tanah dan kandungan NaCL(garam) yang berlebih.
Aspek bakteriologik : Air minum tidak boleh mengandung
bakteri-bakteri penyakit(patogen) sama sekali dan tidak boleh mengandung
bakteri-bakteri golongan Coli melebihi batas-batas yang telah ditentukan yaitu
1 coli/100 ml air.bakteri golongan Coli ini berasal dari usus besar(faeces) dan
tanah. bakteri patogen yang mungkin ada dalam air antara lain bakteri typshum, vibrio
colerae, bakteri dysentriae, entamoeba hystoltica, bakteri enteritis(penyakit
perut) air yang menandung Coli dianggap telah terkonaminasi dengan kotoran
manusia
pemanfaatan sumber air tanah sebaiknya sumur terlatak berjauhan dari septictank. dan pada kedalaman yang cukup. pemanfaatan air pada kedalaman 60-100m(air tanah dalam), memiliki keuntungan dibandingkan dengan air tanah dangkal, misalnya pada musim kemarau air tidak kering, pada musim hujan air tidak keruh, tidak terdapat kandungan bakteri yang berasal dari septic tank, limbah tercemar lainya dari permukaan tanah. pemenuhan kebutuhan akan air bersih merupakan hajat hidup setiap manusia.jaminan akan penyediaan kebututuhan air yang bersih merupakan kewajiban usaha kami dalam upaya pemanfaatan air tanah dalam untuk memperoleh air yang bersih dan layak
Ciri-Ciri Pencemaran
Air yang
baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia atau
mineral terutama oleh zat-zat atau mineral yang berbahaya bagi kesehatan. Adapun
beberapa indikator bahwa air sungai telah tercemar adalah sebagai berikut:
a. Adanya perubahan suhu air. Air yang panas apabila langsung dibuang ke lingkungan akan mengganggu kehidupan hewan air dan mikroorganisme lainnya.
b. Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen. Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai berkisar pH berkisar antara 6,5 – 7,5.
c. Adanya perubahan warna, bau dan rasa air. Air dalam keadaan normal dan bersih pada umumnya tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan jernih, tetapi hal itu tidak berlaku mutlak, seringkali zat-zat beracun justru terdapat pada bahan buangan industri yang tidak mengakibatkan perubahan warna pada air. Timbulnya bau pada air lingkungan secara mutlak dapat dipakai sebagai salah satu tanda terjadinya pencemaran. Apabila air memiliki rasa berarti telah terjadi penambahan material pada air dan mengubah konsentrasi ion Hidrogen dan pH air.
d. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut. Bahan buangan yang berbentuk padat, sebelum sampai ke dasar sungai akan melayang di dalam air besama koloidal, sehingga menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air. Padahal sinar matahari sangat diperlukan oleh mikroorganisme untuk melakukan fotosintesis.
e. Adanya mikroorganisme. Mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi bahan buangan dari limbah industri ataupun domestik. Bila bahan buangan yang harus didegradasi cukup banyak, maka mikroorganisme akan ikut berkembangbiak. Pada perkembangbiakan mikroorganisme ini tidak tertutup kemungkinan bahwa mikroba patogen ikut berkembangbiak pula.
f. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan. Zat radioaktif dari berbagai kegiatan dapat menyebabkan berbagai macam kerusakan biologis apabila tidak ditangani dengan benar, baik efek langsung maupun efek tertunda.
II.
Alat dan bahan :
1.
Kamera
2.
Botol sampel
3.
Thermometer
4.
Lempeng kaleng permukaan mengkilat
5. Tambng
plastik/rapia
III.
Cara kerja
1.
Pilih beberapa ekosistem perairan yang
akan diukur faktor fisiknya misal, kolam, sungai, danau, laut
2.
Lakukan pengukuran faktor fisik masing –
masing ekosistem, yang meliputi : warna, rasa, bau, temperatur, dan intensitas
cahaya.
3.
Susunlah langkah-langkah pengukuran
setiap faktor fisik, kemudian konsultasikan dengan dosen pembimbing. Catatan :
gunakan literatur kegiatan instrumen atau ikuti petunjuk dosen pembimbing.
4.
Catat semua hasil pengukuran faktor
fisik pada semua ekosistem dalam sebuah tabel.
IV.
Hasli Pengamatan
Tabel Hasil
pengamatan
No
|
Nama
Ekosistem
|
Faktor
fisik
|
||||
Warna
|
Rasa
|
Bau
|
Suhu
|
Cahaya
|
||
1.
|
TAMBAK
|
|||||
Kedalaman 1 (8 Cm)
|
Coklat kehijaun
|
-
|
|
31’
|
Cahaya buruk
|
|
Kedalaman 2 (16 Cm)
|
Coklat kehijauan
|
-
|
|
31’
|
Cahaya sedang
|
|
Kedalaman 3 (24 Cm)
|
Coklat kehijauan
|
-
|
|
31’
|
Cahaya baik
|
|
2.
|
SUNGAI
|
|||||
Kedalaman 1 (Cm)
|
|
|
|
|
|
|
Kedalaman 2 (Cm)
|
|
|
|
|
|
|
Kedalaman 3 (Cm)
|
|
|
|
|
|
b. Pengukuran pH
Alat
Dan Bahan
1.
Kertas lakmus merah dan biru
2.
Kertas indikator universal
3.
Botol sampel
4.
Gelas kimia
5.
Tabung Reaksi
6.
Pipet Tetes
7.
Gelas Ukur
8.
Sampel
: Air sungai, air tambak/air kolam
Cara
Kerja
1.
Mengumpulkan air kolam / tambak / sungai
kedalam botol sampel dalam berbagai kedalaman.
2.
Pipet 1-2 Ml masing masing sampel
kedalam tabung reaksi. Lakukan pengukuran pH air sampel dengan alat pengukuran
pH (lakmus, indicator universal, dan pH Meter). Sebagai berikut :
a.
Kertas lakmus : potong lakmus merah dan
biru secukupnya, celupkan kedalam air sampel biarkan beberapa detik sampai
terjadi perubahan warna pada lakmus. Catat perubahan warna yang terjadi pada
lakmus merah dan biru.
b.
Indikator universal : ambil satu batang
kertas indikator unversal dari kotaknya celupkan kedalam air sampel, biarkan
beberapa detik sampai terjadi perubahan warna pada kertas indikator universal
lalu kibas – kibaskan diudara. Catat nilai pH air dengan cara mengkonversikan
warna pada kertas indikator universal dengan skala nilai pH yang tersedia yang
tersedia pada kotak kertas indikator universal.
Tabel Hasil Pengamatan Pengukuran
pH
No
|
Nama
Ekosistem
|
Kertas
lakmus
|
Keterangan
|
Indikator
Universal
pH
|
|
Merah
|
Biru
|
||||
1.
|
Tambak
|
|
|||
Kedalaman
1 (8 cm)
|
Ungu +
|
Biru
|
Basa
|
8
|
|
Kedalaman
2 (16 cm)
|
Ungu
|
Biru
|
Basa
|
7
|
|
Kedalaman 3
(24 cm)
|
Ungu ++
|
Biru
|
Basa
|
8
|
|
2.
|
Air
Sungai
|
|
|||
|
Kedalaman 1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Kedalaman 2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Kedalaman 3
|
-
|
--
|
-
|
-
|
Adapun
hasil pengamatan terhadap habitat ditemukan beberapa organisme yang hidup
didalam ekosistem itu antara lain:
1. Tambak
Kedalaman 1 : ditemukan lumut, amoeba, paramecium
Kedalaman 2 : ditemukan paramesium, amoeba
Kedalaman 3 : ditemukan paramecium, amoeba
DAFTAR PUSTAKA
http://onypoenya.files.wordpress.com/2010/01/laporan-ekologi-faktor-abiotik-perairan.pdf,
Diakses tanggal 9 nopember 2011 pukul 12.19
heddy,
suwasono. Sutiman, soekartomo, sardjono.1986. pengantar ekologi. Malang :
Rajawali press.
PENGARUH FAKTOR ABIOTIK (IKLIM)
EKOSISTEM
I.
TUJUAN
:
1. Mahasiswa
dapat merencanakan dan melaksanakan kegiatan praktikum dileb/dilingkungan
2. Mahasiswa
dapat mencatat hasil pengukuran dengan benar pada setiap kegiatan praktikum
dileb/dilingkungan.
3. Mahasiswa
dapat menjelaskan arti penting faktor abiotik (iklim) suatu ekosistem.
4. Mahasiswa
dapat menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi faktor abbiotik (iklim)
dalam suatu ekosistem.
II. DASAR TEORI :
Abiotik atau
komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat
berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat
hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya.
Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang
memengaruhi distribusi organisme, yaitu
1.
Suhu. Proses
biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi
temperatur dalam tubuhnya.
2.
Air.
Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun
beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
3.
Garam. Konsentrasi
garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa
organisme terestrial beradaptasi
dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
4.
Cahaya matahari. Intensitas
dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat
menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar
permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar
membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
5.
Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang
meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran
organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.
6.
Iklim. Iklim
adalah kondisi cuaca dalam
jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam
suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu. Iklim
juga merupakan adalah kondisi rata-rata cuaca
dalam waktu yang panjang. Studi tentang iklim dipelajari dalam meteorologi.
Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari
terhadap bumi.
Terdapat beberapa klasifikasi iklim
di bumi
ini yang ditentukan oleh letak geografis.
Secara umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim tropis,
lintang
menengah dan lintang
tinggi. Ilmu yang mempelajari tentang iklim adalah klimatologi.
(Naufal, 1991)
III.
ALAT
DAN BAHAN :
1. Hygrometer
2. Tabung
reaksi
3. Benang
4. Kertas
saring / whatman
5. Gunting
IV.
CARA
KERJA :
1. Menenukan
lokasi ekosistem yang akan diukur faktor abiotik (iklim).
·
Kelompok 1 : ekosistem terbuka
·
Kelompok 2 : ruang kelas
·
Kelompok 3 : ekosistem
terlindung/tertutup
·
Kelompok 4 : rumah kaca
2. Gunakan
alat ukur yang sesuai dengan faktor lingkungan (variabel) yang diukur misalnya
suhu, kelembaban, dan penguapan
3. Kelompok
kami mendapat ekosistem ruang kelas.
4. Pengukuran
terhadap lingkungan dilakukan pagi dan sore hari.
5. Mencatat
hasil pengamatan!
V.
HASIL
PENGAMATAN
Tabel hasil pengamatan terhadap
suhu dan kelembaban dilakukan dipagi hari
Jenis
ekosistem
|
Tiap
5 menit ke
|
Hygrometer
|
kelembaban
|
|
Kering
|
Basah
|
|||
ruang laboratorium
FKIP Biologi UMSurabaya
|
1
(pertama)
|
290C/860F
|
240C/750F
|
-
|
2
(Kedua)
|
290C/860F
|
240C/750F
|
-
|
|
3
(ketiga)
|
290C/860F
|
240C/750F
|
-
|
Keterangan :
Pengukuran dilakukan
pada hari rabu dipagi hari dari tabel terlihat bahwa pengukuran suhu setiap
lima menitnya baik itu lima menit pertama lima menit kedua dan lima menit
ketiga memiliki suhu dan kelembaban yang sama.
Tabel
hasil pengamatan pengukuran penguapan dilakukan dipagi hari
Tabung
|
Kondisi awal
|
Setelah
perlakuan dengan menggunakan alat
|
Rata – rata Besar penguapan
|
||
5
menit pertama
|
5
menit kedua
|
5
menit ketiga
|
|||
1
|
100
ml
|
9,2
ml
|
-
|
-
|
1,61
|
2
|
100
ml
|
-
|
8,7
ml
|
-
|
|
3.
|
100
ml
|
-
|
-
|
6,3
ml
|
Keterangan :
Perhitungan dimulai
dengan kalibrasi alat untuk mengukur penguapan dengan menggunakan alat buatan
sendiri yaitu :
·
Menyediakan tabung reaksi 3 buah
·
Mengisi ketiga tabung tersebut dengan
air sebanyak 100 ml
·
Membuat penutup dengan menggunakan kertas
saring yang dibuat dengan ukuran 2 x 2
cm
·
Kemudian letakan diatas mulut dari
tabung reaksi untuk ketiga tabung dilakukan secara bersamaan.
·
Kemudian membalik posisi tabung reaksi
dengan cara menggantungkkannya dengan alat ataupun dengan tali, dan ketiga nya
harus dilakukan secara bersamaan.
·
Melakukan pencatan hasil yaitu dengan
mengukur sisa volume air yang tersisa didalam tabung reaksi 5 menit pertama
ukur sisa volume tabung reaksi pertama, 5 menit kedua hitung sisa volume air
pada tabung 2 dan 5 menit ketiga hitung sisa volume air yang tersisa ditabung
reaksi 3.
·
Cara menghitung sisa volume air yaitu
dengan menggunakan gelas ukur.
Berikut
perhitungan besarnya penguapan :
Tabung
1 :
KESIMPULAN
Dalam
praktikum ini kami melakukan percobaan dilaboratorium biologi UMSurabaya dengan
mengukur suhu, kelembaban, dan besarnya rata – rata penguapan. Lingkungan
biotik dilaboratorium relatif stabil dengan suhu kering 290C/860F
dan suhu basah 240C/750F dengan
rata – rata besar penguapan adalah 1,61 ml/menit.
INSTRUMENTASI
TUJUAN
:
1.
Mahasiswa dapat menyebutkan macam –
macam alat lapangan ekologi
2.
Mahasiswa dapat menyebutkan fungsi alat
lapangan ekologi
3.
mahasiswa
dapat menjelaskan prinsip kerja alat lapangan ekologi
4.
mahasiswa
dapat mendemonstrasikan cara penggunaan masing-masing alat ukur.
ALAT
DAN BAHAN :
1.
Thermometer ruang
2.
Hygrometer
3.
Evaporimeter
CARA
KERJA :
1. Mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber tentang alat – alat lapangan ekologi.
2. Amati
dan pelajari setiap alat yang ditemukan tentang hal hal berikut ini :
·
Nama alat
·
Fungsi alat
·
Prinsip kerja
·
Cara menggunakan
·
Gambar bagian-bagian penyusun alat.
3. Membuat
rangkuman dari hasil pengamatan kelompok bentuk tabel disertai gambar.
4. Mepresentasikan
hasil
HASIL PENGAMATAN
Tabel hasil
pengamatan
No
|
Nama Alat
|
Keterangan
|
||
Fungsi
|
Prinsip Kerja
|
Cara
Menggunakan
|
||
1
|
Thermometer
|
Mengukur
suhu
|
Suhu
terlihat dengan melihat pergerakan air rakasa yang menunjukan skala pada suhu
tertentu
|
Pegang
bagian ujung.Nol skala
Jika belum maka dikibas
kibaskan diudara atau diarahkan
dengan menggunakan magnet.Jika telah
nol siap digunakan dengan meletakknya dibagian tubuh.
|
2
|
hygrometer
|
Hygrometer digunakan untuk mengukur
kelembaban udara relative (RH)
|
Thermometer pertama dipergunakan untuk mengukur suhu
udara biasa dan yang kedua untuk mengukur suhu udara jenuh/lembab (bagian
bawah thermometer diliputi kain/kapas yang basah).
|
Higrometer
terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang satu menunjukkan
temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan di tempat yang akan diukur
kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya. skala kelembaban
biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau suhu dengan derajat celcius.
saat
pengukuran dengan hygrometer selama pembacaan haruslah diberi aliran udara
yang berhembus kearah alat tersebut, ini dapat dilakukan dengan mengipasi
alat tersebut dengan secarik kertas atau kipas.
|
3
|
Evaporimeter
|
Mengukur penguapan
|
Ada
beberapa jenis:
1.
Piche Evaporimeter prinsip kerja nya melihat
selisih air.
|
Air
yang terdapat dalam pinche evaporimeter akan menguap (yang terdapat pada
tabuing yang berisi air). Kertas saring dan air dihubungkan dengan pipa
kapiler yang menjaga supaya kertas saring selalu kering dan jenuh. Dari
pembacaan berturut-turut volume air yang tinggal ditabung pengukur dapat
diketahui banyaknya air yang hilang karena penguapan setiap saat
|
2.
Panci Evaporasi kelas A prinsip kerjanya Perbedaan
ketinggian antara awal pengukuran dan akhir pengukuran akibat penguapan air.
|
Setiap
pemutar batang pengukur disetel sehingga hook menempel pada awal air, tunggu
beberapa menit dan disetel kembali sehingga hook menempel pada air dan diukur
antar selisih awal dan akhir akibat evaporasi tersebut.
|
Tabel
gambar instrumen
No
|
Nama Alat
|
Gambar
|
Keterangan
|
||||||||||
1
|
Thermometer
|
|
a: suhu
b:air raksa
|
||||||||||
2
|
Hygrometer
|
|
a.
Skala celsius
b.
Skala fahrenheit
c.
Tabung
d.
L
e.
|
||||||||||
3
|
Evaporimeter
|
|
a. Tabung kaca
tempat air yang berskala dalam satuan mm.
b. Kawat
penjepit tempat meletakkan kertas berpori
c. Kaki
· Satuan Alat :
m
· Satuan Pengukuran : m
· Ketelitian Alat : 0,1 ml
|
||||||||||
Panci
evaporimeter
|
a.
Panci evaporasi (d:120,7cm, t:25cm, tbl: 0,8cm)
b.
Rangka kayu
/ besi
c.
Tabung
peredam riak atau gelombang (d : 10cm)
d.
Hook
(batang kall) dan skala ukur (nonius)
e.
Sekrup
pemutar batang pengukur
• Satuan Alat
: mm
• Satuan
Pengukuran
: mm
• Ketelitian
Alat : 0,02 mm
|
Daftar
pustaka
http://smarttien.blogspot.com/2011/03/pengenalan-alat-alat-meteorologi.htmllku diakses tanggal 10 nopember 2011, pukul 8.00
PRAKTIKUM KE-5
ADAPTASI DAN SELEKSI ALAM
I.
DASAR
TEORI
ADAPTASI
Adaptasi
yaitu proses penyesuaia diri makhluk hidup dengan lingkungannya. Adaptasi
terbagi menjadi 2 yaitu adaptasi morfologi dan adaptasi fisiologi.
Adaptasi morfologi
Adaptasi
morfologi yaitu penyesuaian bentuk tubuh, struktur tubuh, atau alat – alat
tubuh. Mudah mengamati morfologi adaptasi sebab tampak dari luar. Contoh morfoligi adaptasi adalah
sebagai berikut :
1.
Adaptasi
Morfologi pada hewan
Bentuk paruh burung bermacam –
macam sesuai dengan disesuaikan dengan jenis makanannya. Misalnya
burung kolibri paruhnya sesuai untuk
menghisap madu dari bunga, burung pelikan paruhnya sesuia untuk menangkap ikan,
burung elang paruhnya sesuai untuk mengoyak daging mangsanya, burung pelatuk
sesuai untuk memahat batang pohon dan menangkap serangga didalamnya, ada juga
paruh yang disesuakan untuk jenis makanan biji-bijian. Adaptasi morfologi pada
burung juga dilihat pada kakinya.
2. Adaptasi morfologi pada tumbuhan
Berdasarkan tempat hidupnya, tumbuhan dibedakan
menjadi sebagai berikut:
a.
Xerofit, yaitu timbuhan yang menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang kering, contoh kaktus. Cara adaptasi xerofit antara lain
mempunyai daun berukuran kecil atau
bahkan tidak berdaun (mengalami modifikasi menjadi duri), batang dilapisi
lapisan lilin yang tebal, dan berakar panjang sehingga berjangkauan luas.
b.
Hidrodit, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri
denga lingkungan berair, contohnya
teratai. Cara adaptasi hidrofit antara lain berdan lebar dan tipis, serta
mempunyai banyak stomata
c.
Higrofit, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang kembab, contohnya tumbuhan paku dan lumut
Adaptasi
Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat –
alat tubuh orgnisme terhadap lingkungannya. Pengamatan terhadap adaptasi
fisiologi tidak mudah karena menyangkut
fungsi alat – alat tubuh yang umumnya terletak di bagian dalam tubuh.
Contohnya anntara lain :
1. Adaptasi fisiologi oleh manusia
a.
Jumlah sel darah merah orang yang tinggal di
pegunungan lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tinggal di
pantai/dataran rendah.
b.
Ukuran jantung para atlet rata-rata lebih besar dari
pada ukuran jantung orang kebanyakan
c.
Paa saat udara dingin, orang cendrung lebih banyak
mengeluarkan urine (air seni).
2. Adaptasi fisiologi pada hewan
Berdasarkan jenis makanannya, hewan dapat dibedakan
menjadi karnivora (pemakan daging), Herbivor (pemakan tumbuhan), omnivor
(pemakan hewan dan tumbuhan). Penyesuaian hewan – hewan tersebut berdasarkan
jenis makannya antara lain terdapat pada ukuran (panjang) usus dan enzim
pencernaan yang berbeda. Untuk mencerna tumbuhan yang umumnya mempunyai dinding
sel yang keras, rata – rata usus herbivor memiliki usus yang lebih panjang.
3.
Adaptasi fisiologi pada tumbuhan
a.
Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh serangga
mempunyai bau yang berbau khas.
b.
Tumbuhan tertentu menghasilka zat khusus yang dapat
menghambat pertumbuhan untuk melindungi diri. Misalnya semak azalea di jepang
menghasilkan bahan kimia beracun sehingga rusa tidak memakan daunnya.
Adaptasi
tingkah laku
Adaptasi
tingkah laku adalah penyesuaian organisme terhadap lingkungan dalam bentuk
tingkah laku. Mudah diamati karena sangat tampak. Contohnya antara lain:
1.
Adaptasi tingkah laku pada hewan
a.
Bunglon melakukan mimikri, yaitu mengubah – ubah warna
kulitnya sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya. Hal itu dilakukan untuk
melindungi diri dari serangan pemangsa.
b.
Cumi – cumi mengeluarkan tinta/cairan hitam ketika ada
bahaya yang mengancam. Cumi – cumi juga memiliki kemampuan untuk mengubah warna
tubuhnya sesuia dengan lingkungan tempat dia hinggap.
c.
Secara berkala paus sering muncul dipermukaan air
untuk menghieup udara dan menyemprotkan air. Paus melakukan itu kerana alat
pernapasannya berupa paru-paru tidak dapat memanfaatkan oksigen yang terlarut
di dalam air
d.
Dalam keadaan tertentu cicak memutuskan ekornya.
SELEKSI ALAM
Seleksi alam adalah
proses alam. Misalnya perubahan lingkungan, persaingan antar organisme,
dan proses makan dimakan. Yang dapat memilih organisme yang dapat bertahan
diala atau tidak dapat bertahan di alam. Contoh kejadiannya :
Dikepulauan galapogas kaktus yang hidup dipulau yang
tidak dihuni kura-kura tumbuh rendah dengan duri-duri lunak. Adapun kaktus yang
hidup pada daerah yang dihuni kura kura seperti pohon dengan batang tebal daan
tinggi serta dilindungi oleh durin yang keras dan kaku. Organisme yang berhasil
lolos akan selamat sebaliknya yang tidak mampu akan punah. Contoh kejidian
seleksi dapat dilihat dari kepunahan dinosaurus. Beberapa teori menjelaskan
punahnya dinosaurus kareka sebuah meteor menabrak bumi dan menimbulkan ledakan
hebat yang mengakibatkan banyak tumbuhan yang mati karena tidak dapat
bergotosintesis. Akhirnya herbivor juga mati karena tidak ada makanan, begitu
pula dengan karnivor juga mati karena herbibor mato akhirnya dimosaurus menjadi
punah.
HUBUNGAN
ANTARA ADAPTASI DENGAN SELEKSI ALAM
Dapat ditarik kesimpulan dari dasar teori diatas
bawhwasannya banyak penyebaba yang mengharuskan individu beradaptasi dengan
lingkungannya. Jika tidak mampu beradaptasi kemungkinan terbesarnya adalah akan
terseleksi oleh alam dan jika hal tersebut berlangdung dalam jang waktu yang
lama dapat menyebabkan kepunahan.
II.
TUJUAN
1. Menyebutkan
macam adaptasi makhluk hidup
2. Mengevaluasi
faktor penyebab adaptasi
3. Menjelaskan
seleksi alam pada makhluk hidup pada suatu ekosistem
4. Menjelaskan
hubungan adaptasi dan seleksi alam
III. ALAT DAN BAHAN
1.
Tali dan pasak
2.
Kacang hijau, kacang merah, kacang kedelai
(masing-masing 100 biji)
3.
Toples plastik 4 buah
4.
Stop watch
IV. PROSEDUR KERJA
1. Pilihlah
ekosistem padang rumput yang ada pada lingkungan kampus
2. Buah
plot pengamatan dengan menggunakan metode kuadrat (misal ukuran 1 m2).
Usahakan daerah yang sudah diplot tidak diinjak dan dibiarkan seperti aslinya.
3. Taburkan
ketiga macam biji kacang sebanyak 300 biji kearea plot secara merata.
4. Ambil
kembali biji kacang yang sudah tersebar diarea plot oleh anggota kelompok
selama 30 detik.
5. Pisahkan
masing – masing biji kacang yang berhasil dikumpulkan kembali dan hitunglah
jumlahnya.
6. Catat
pengamtan dalam bentuk tabel
V. BAHAN DISKUSI
1. Dari tabel hasil pengamatan masing masing
kelompok, kacang mana yang paling banyak berhasil dikumpulkan dan yang mana
sebaliknya? Mengapa?
2. Apa
itu adaptasi? Bagaimana hubungannya dengan penelitian diatas?
3. Apa
seleksi alam? Bagaimana hubungannya dengan adaptasi?
VI. HASIL PENGAMATAN
Tempat
: padang rumput, Kacang yang disebarkan adalah kacang hijau, kacang merah, dan
kacang kedelai, masing – masing 100 biji
TABEL HASIL PENGAMATAN
No
|
Jenis kacang
|
Jumlah biji sebelum perlakuan
|
Jumlah biji setelah perlakuan
30 detik ke
|
Jumlah
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
||||
1.
|
Kacang
hijau
|
100
biji
|
5
|
7
|
11
|
2
|
7
|
1
|
33
|
2.
|
Kacan
merah
|
100
biji
|
21
|
22
|
7
|
8
|
1
|
0
|
59
|
3.
|
Kacang
kedelai
|
100
biji
|
36
|
16
|
14
|
4
|
4
|
2
|
76
|
Jumlah
|
300 biji
|
|
158
|
Keterangan
Sebelum
perlakuan jumlah biji kacang yang tersebar berjumlah 300 biji, sesaat setelah perlakuan
biji telah dikumpulkan kembali dan menyisakan jumlah 158 biji. Hal ini
membuktikan bahwa sebanyak 142 kacang telah tertinggal didalam ekosistem.
Pembahasan diskusi
1. Pada
praktikum kacang yang paling banyak dikumpulkan kembali setelah perlakuan yaitu
kacang kedelai. Sedangkan yang paling sedikit dapat dikumpulkan yaitu kacang
hijau. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan diantaranya :
· Kacang
kedelai berwarna kuning dan berbentuk lebih besar dari kacang lainnya sehingga
membuatnya mudah ditemukan ditengah tengah
padang rumput yang berwarna hijau, karena warnanya yang mencolok
ditengah padang rumput yang berwarna hijau dan bentuknya yang besar
dibandingkan dengan yang lainnya. Sehingga dalam praktikum ini kacang kedelai
yang paling mudah ditemukan sehingga berjumlah paling banyak.
· Sedangkan
untuk kacang hijau paling sedikit yang ditemukan kembali setelah perlakuan
disebabkan karena warna nya yang hijau sama dengan padang rumput yang
didominasi oleh warna hujau pula hal ini yang menyebabkan kacang hijau sulit
ditmukan kembali. Dan bentuk dari kacang ini yang kecil juga membuatnya
kesulitan untuk ditemukan saat perlakuan.
2. Adaptasi
adalah proses penyesuain diri individu dengan lingkungannya. Hubungannya dengan
penelitian diatas yaitu untuk kacang hijau ia dapat beradaptasi dengan baik
dengan lingkungan hidupnya dalam hal ini
yaitu padang rumput yang berwarna hijau. Warna nya yang sama dengan
lingkungannya yaitu warna hijau membuatnya aman dari para pemangsa dalam hal
ini yaitu manusia. Berbeda denga kacang
kedelai mungkin belum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga ia
muda dijumpai dan dimangsa oleh para predator.
3. Seleksi
alam yaitu proses alam, Misalnya perubahan lingkungan, persaingan antar
organisme, dan proses makan dimakan. Yang dapat memilih organisme yang dapat
bertahan diala atau tidak dapat bertahan di alam. hubungannya
dengan adaptasi yaitu individu yang dapat beradaptasi baik dengan lingkungannya
akan memerkecil resiko dimangsa oleh predator. Hubungannya dengan adapatasi antara lain
makhluk hidup yang mampu beradaptasi dengan baik pada lingkungannya akan
memperkecil tingkat seleksi alam. Karena alam akan melakukan seleksi terhadap
makhluk hidup yang dapat bertahan dalam kondisi alam yang bagaimanapun
bentuknya. Dan jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan
kepunahan suatu makhluk hidup.
DAFTAR
PUSTAKA
PRAKTIKUM
KE – 6
ANALISIS
VEGETASI
I.
DASAR
TEORI
Analisa
vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan
yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling,
artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat
tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah
petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang
digunakan.
Prinsip
penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis yang
ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar
individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau
pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis
dan jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita anggap dapat
mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik Kurva Spesies Area
(KSA). Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat ditetapkan : (1) luas minimum
suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur, (2) jumlah minimal
petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang jalur yang
mewakili jika menggunakan metode jalur.Dibawah ini adalah beberapa rumus yang
penting diperhatikan dalam menghitung hasil analisa vegetasi, yaitu :
a.
Indeks Nilai Penting (INP)
Indeks Nilai
Penting (INP) ini digunakan untuk menetapkan dominasi suatu jenis terhadap
jenis lainnya atau dengan kata lain nilai penting menggambarkan kedudukan
ekologis suatu jenis dalam komunitas. Indeks Nilai Penting dihitung berdasarkan
penjumlahan nilai Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR) dan Dominansi
Relatif (DR), (Mueller-Dombois dan ellenberg, 1974; Soerianegara dan Indrawan,
2005).
II.
TUJUAN
1. Mengetahui
struktur komunitas tumbuhan pada suatu lokasi dengan metode transek/kuadrat
2. Mengetahui
dominasi spesies tumbuhan pada suatu lokasi
III.
ALAT
DAN BAHAN
1. Tali
rafia
2. Pasak
3. Meteran
4. Higrometer
5. Termometer
IV.
CARA
KERJA
1. Tentukan
lokasi yang akan diamati
2. Buat
kuadrat dengan ukuran 1 x 1 m2 sebanyak 5 kuadrat.
3. Catat
jenis spesies apa saja yang terdapat didalamnya
4. Hitunglah
jumlah spesies – spesies itu untuk masing masing kuadrat yang sudah dibuat.
5. Hitunlah
kerapatan, dan frekuensi spesies untuk masing-masing kuadrat.
Pertanyaan
diskusi :
1. Spesies
tumbuhan apakah yang paling dominan pada lokasi tersebut? Adakah pengaruhnya
terhadap spesies lain? Jelaskan alasannya.
2. Adakah
perubahan struktur komunitas dari pangkal sampai keujung tali? Jelaskan faktor
apa yang mempengaruhinya, sehingga anda dapat menggambarkan karakteristik
lingkungan dan komponen biotik pada loksi tersebut!
V.
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Plot
1 Ukuran 1 X 1 Didepan Ruang Pengajaran FKIP UMSurabaya
|
|||||
Plot
Ke 2 Ukuran 1 X 1 Didepan Pohon Sawo Kecik Umsurabaya
|
|||
Plot
3 Ukuran 1 X 1 Didepan Fik Umsurabaya
|
TABEL
HASIL PENGAMATAN
PLOT
|
SPESIES
|
JUMLAH
|
1
|
A
|
200
|
B
|
1600
|
|
C
|
100
|
|
2
|
A
|
140
|
B
|
60
|
|
C
|
200
|
|
3
|
A
|
60
|
B
|
210
|
|
C
|
400
|
Kerapatan
absolut =
Ka.A =
Ka.B =
Ka.C =
Kerapatan
Relatif =
K.r A =
K.r A =
K.r A =
Frekuensi
Absolut =
F.a .A =
F.a .B =
F.a .B =
Frekuensi
Relatif =
F.r .A =
F.r .B =
F.r .C =
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dengan membuat Plot Ukuran 1 X 1 didepan ruang pengajaran FKIP Umsurabaya
diperoleh spesies yang dominan adalah spesies rumput biasa pada plot kedua yang
dominan adalah rumput teki sedangkan plot ketiga didominasi oleh spesies rumput
teki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar