Selasa, 14 Februari 2012

FISHE, KOnsUMSI oksegent


Tujuan     : Untuk Mengetehui Konsumsi Oksigen Dan Mengukur Kecepatan Metabolisme Pada Berbagai Hewan.
I.                   Dasar Teori
Proses respirasi pada serangga, sama dengan pada organisme lain, merupakan proses pengambilan oksigen (O2), untuk diproses dalam mitokhondria. Baik serangga terestrial maupun akuatik membutuhkan O2 dan membuang CO2, namun pada keduanya terdapat perbedaan jelas: di udara terdapat kl. 20% oksigen, sedang di air 10%. Oleh karenanya kecepatan diffusinya juga berbeda, di air 3 x 106 lebih kecil daripada kecepatan diffusi O2 di udara.
Sistem pernafasan pada serangga mengenal dua sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Digunakan alat/organ yang disebut spirakulum (spiracle), jugatabung-tabung trakhea dan trakheola. Tekanan total dari udara sebenarnya merupakan jumlah tekanan gas N2, O2, CO2 dan gas-gas lain. O2 sendiri masuk ke dalam jaringan dengan satu proses tunggal: adanya tekanan udara dalam jaringan. Tekanan O2 dengan demikian harus lebih besar daripada tekanan udara dalam jaringan, sebaliknya tekanan CO2 dalam jaringan harus lebih besar dibanding yang ada di udara
Pada umumnya serangga akuatik kecil luas permukaan tubuhnya lebih besar daripada volumenya, sehingga diffusi O2 dapat berjalan dengan baik berhubung luas permukaan yang cukup untuk akomodasi aliran O2 dari luar tubuh. Sebaliknya pada serangga yang ukurannya lebih besar, harus dibantu dengan menggunakan kantung udara (air-sacs), yang mengumpulkan udara dengan mekanisme kontraksi, yang harus didukung oleh suatu sistem pemanfaatan energi. Con­tohnya pada beberapa jenis belalang yang mampu hidup di dalam air.
Sistem respirasi terbuka banyak digunakan oleh serangga-serangga darat dan beberapa jenis serangga air, sedang sistem tertutup digunakan oleh serangga air, yang tidak menggunakan spirakulum, antara lain untuk mencegah supaya jangan terjadi evapotranspirasi.
Pada kepik air (Belastomatidae) digunakan apa yang disebut "insang fisis" atauphysical gill digunakan untuk mengumpulkan gelembung, dan jaringan mengambil O2 dari dalam gelembung-gelembung udara yang disimpan. Jika tekanan parsial O2 menurun,tekanan udara di dalam air menjadi lebih besar, akan ada gerakan udara dari dalam air ke dalam tubuh serangga, sehingga terkumpullah gelembung-gelembung udara. Apabila di dalam gelembung udara yang disaring tersebut sudah terkan­dung terlalu banyak N2, maka serangga akan muncul ke permukaan dan membuka mulut.
Sebaliknya terdapat juga serangga yang mampu tinggal lama di dalam air dengan bantuan suatu organ yang disebut plastron, suatu filamen udara. Dengan alat ini maka CO2 yang terbentuk dibuang, dan O2 yang terlarut diambil langsung (bukan dalam ujud gelembung udara). Bangunan ini sering juga disebut sebagai insang fisis khusus (special physical gill). Karenanya serangga mampu bertahan di dalam air dalam jangka waktu yang lebih lama. Serangga air juga ada yang memanfaatkan insang trakheal (tracheal gill), yang merupakan insang biologis, berfungsi karena gerak biologis.
http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-8a-2.jpg
Gbr. Trakea pada serangga
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menujupembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang: Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara kaya CO2 keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya O2 masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut CO2 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi kejaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan air untuk mengambil udara. Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp.mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.
Kalajengking dan laba-laba besar (Arachnida) yang hidup di darat memiliki alat pernapasan berupa paru-paru buku, sedangkan jika hidup di air bernapas dengan insang buku. Paru-paru buku memiliki gulungan yang berasal dari invaginasi perut. Masing-masing paru-paru buku ini memiliki lembaran-lembaran tipis (lamela) yang tersusun berjajar. Paruparu buku ini juga memiliki spirakel tempat masuknya oksigen dari luar. Keluar masuknya udara disebabkan oleh gerakan otot yang terjadi secara teratur
http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-8a-3.jpg
II.                Alat Dan Bahan
1.      Respirometer sederhana
2.      Pipet tetes
3.      Timbangan
4.      Kapas
5.      Vaselin
6.      Kristal NaOH/KOH
7.      Eosin
8.      Hewan percobaan (kecoak, jangkrik, belalang, dan sebagainya)

III.             Prosedur
1.      Masukkan kristal NaOH atau KOH kedalam botol respirometer sederhana.
2.      Tutup kristal NaOH/KOH dengan selapis kapas, agar binatang yang diselidiki tidak tersentuh oleh kristal tersebut.
3.      Masukkan hewan percobaan tertentu yang sudah diketahui beratnya kedalam botol respirometer.
4.      Tutup botol dengan penutup pada pipa berskala, kemudian tutup ujung pipa berskala dengan ujung jari selama 2-5 menit kemudian tetesi ujung pipa tersebut dengan larutan eosin. (agar tidak bocor olesi penutup botol itu dengan vaselin)
5.      Tandailah letak eosin, amatilah perubahannya pada setiap 5 menit selama 15 menit dan catat hasilnya.
6.      Lakukan percobaan ini dengan variasi berat badan hewan yang berbeda pada hewan tertentu.
7.      Buatlah grafik yang menunjukkan hubungan antara berat badan suatu hewan dengan kebutuhan oksigen dalam waktu tertentu.

IV.             Masalah
1.      Mengapa dalam botol tersebut disimpan NaOH/KOH? Jelaskan !
2.      Mengapa tetesan eosin pada pipa berskala bergerak mendekati botol respirometer?
3.      Adakah hubungan antara berat badan suatu hewan dengan kebutuhan oksigen dalam pernafasannya?

V.                Hasil Pengamatan Dan Pembahasan
v  Tabel konsumsi oksigen oleh kecoa dengan berat 0,57 gr. Dengan rata-rata kecepatan kecoa dalam mengkonsumsi oksigen 0,03 ml/menit.
5 menit ke
Banyak prpindahan strip
Volume (ml)
1
+ 22
0,22 ml
2
+15
0,15 ml
3
+9
0,09m

v  Tabel konsumsi oksigen oleh capung dengan berat 0,10 gr. Dengan rata-rata kecepatan capung dalam mengkonsumsi oksigen 0,047 ml/menit.
5 menit ke
Banyak prpindahan strip
Volume (ml)
1
+ 13.5
0.135 ml
2
+22.5
0.225 ml
3
+35
0.35ml

v  Dalam botol disimpan NaOH/KOH karena NaOH/KOH merupakan basa kuat, yang apabila dimasukkan ke dalam botol akan memberikan efek panas pada botol juga pada serangga, sehingga serangga akan melakukan respirasi lebih cepat.
v  Ujung tangan diletakkan pada ujung pipa berskala dilakukan agar udara dari luar tidak masuk ke dalam tabung percobaan sehingga udara pada respirometer tetap.
v  Eosin diletakkan pada ujung pipa berskala digunakan sebagai tanda pada saat serangga melakukan respirasi maka warna merah dari eosin akan bergerak masuk kedalam pipa berskala dan menandakan adanya kegiatan serangga untuk bernafas.
v  Bergeraknya eosin ke dalam alat respirometer dikarenakan pada serangga terdapat gejala yang di sebut respirasi siklik, yaitu pengeluaran CO2 terjadi pada jangka waktu tertentu dari mulai satu minggu sekali sampai beberapa jam sekali. 
v  Hubungan antara berat badan suatu hewan dengan kebutuhan oksigen dalam pernafasannya, apabila berat badan suatu hewan lebih besar maka konsumsi o2 semakin sedikit.

VI.             Kesimpulan
Proses respirasi pada serangga, sama dengan pada organisme lain, merupakan proses pengambilan oksigen (O2), untuk diproses dalam mitokhondria. Baik serangga terestrial maupun akuatik membutuhkan O2 dan membuang CO2, namun pada keduanya terdapat perbedaan jelas: di udara terdapat kl. 20% oksigen, sedang di air 10%.
Oleh karenanya kecepatan diffusinya juga berbeda, di air 3 x 106 lebih kecil daripada kecepatan diffusi O2 di udara. Sistem pernafasan pada serangga mengenal dua sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Digunakan alat/organ yang disebut spirakulum (spiracle), juga tabung-tabung trakhea dan trakheola.
Pada percobaan kali ini bergeraknya eosin ke dalam alat respirometer dikarenakan pada serangga terdapat gejala yang di sebut respirasi siklik, yaitu pengeluaran CO2 terjadi pada jangka waktu tertentu dari mulai satu minggu sekali sampai beberapa jam sekali. Sehingga O2 yang di hirup oleh serangga tidak segera di keluarkan dalam bentuk CO2.
Dan pada percobana didapatkan hasil bahwa hubungan antara berat badan suatu hewan dengan kebutuhan O2 dalam pernafasannya, apabila berat badan suatu hewan lebih besar maka konsumsi O2 semakin sedikit.
Daftar Pustaka
Tim Pembina Mata Kuliah Fisiologi Hewan. 2008. Pedoman praktikum fisiologi hewan. Surabaya:Universitas Muhammadiyah Surabaya
Winatasasmita, Djamhur. 1985. Fisiologi Hewan Dan Tumbuhan. Jakarta : Universitas Tebuka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar