Rabu, 15 Februari 2012

My B'dAY.....





























nah ini2 foto2 waktu aq ulang tahun

dikampus dikerjain arek2
aduh muangkeel rasane
waktu nyari brng2 yg disembunyiin
aku gk ada yang bantuin
ternyata eeeee,, ulAnG tahun,,
hehehehe gak sadar!!!

ini waktu NAK2 ngasih kejutan??>>><<





buat teman2 sy ucapkan terimakasih
mungkin gk bisa ngasih apa2
tp sy selalu berdoa untuk kesehatan dan kesuksesan kita bersama
............................................................:)




Selasa, 14 Februari 2012

www.facebook.com

FISHE, KOnsUMSI oksegent


Tujuan     : Untuk Mengetehui Konsumsi Oksigen Dan Mengukur Kecepatan Metabolisme Pada Berbagai Hewan.
I.                   Dasar Teori
Proses respirasi pada serangga, sama dengan pada organisme lain, merupakan proses pengambilan oksigen (O2), untuk diproses dalam mitokhondria. Baik serangga terestrial maupun akuatik membutuhkan O2 dan membuang CO2, namun pada keduanya terdapat perbedaan jelas: di udara terdapat kl. 20% oksigen, sedang di air 10%. Oleh karenanya kecepatan diffusinya juga berbeda, di air 3 x 106 lebih kecil daripada kecepatan diffusi O2 di udara.
Sistem pernafasan pada serangga mengenal dua sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Digunakan alat/organ yang disebut spirakulum (spiracle), jugatabung-tabung trakhea dan trakheola. Tekanan total dari udara sebenarnya merupakan jumlah tekanan gas N2, O2, CO2 dan gas-gas lain. O2 sendiri masuk ke dalam jaringan dengan satu proses tunggal: adanya tekanan udara dalam jaringan. Tekanan O2 dengan demikian harus lebih besar daripada tekanan udara dalam jaringan, sebaliknya tekanan CO2 dalam jaringan harus lebih besar dibanding yang ada di udara
Pada umumnya serangga akuatik kecil luas permukaan tubuhnya lebih besar daripada volumenya, sehingga diffusi O2 dapat berjalan dengan baik berhubung luas permukaan yang cukup untuk akomodasi aliran O2 dari luar tubuh. Sebaliknya pada serangga yang ukurannya lebih besar, harus dibantu dengan menggunakan kantung udara (air-sacs), yang mengumpulkan udara dengan mekanisme kontraksi, yang harus didukung oleh suatu sistem pemanfaatan energi. Con­tohnya pada beberapa jenis belalang yang mampu hidup di dalam air.
Sistem respirasi terbuka banyak digunakan oleh serangga-serangga darat dan beberapa jenis serangga air, sedang sistem tertutup digunakan oleh serangga air, yang tidak menggunakan spirakulum, antara lain untuk mencegah supaya jangan terjadi evapotranspirasi.
Pada kepik air (Belastomatidae) digunakan apa yang disebut "insang fisis" atauphysical gill digunakan untuk mengumpulkan gelembung, dan jaringan mengambil O2 dari dalam gelembung-gelembung udara yang disimpan. Jika tekanan parsial O2 menurun,tekanan udara di dalam air menjadi lebih besar, akan ada gerakan udara dari dalam air ke dalam tubuh serangga, sehingga terkumpullah gelembung-gelembung udara. Apabila di dalam gelembung udara yang disaring tersebut sudah terkan­dung terlalu banyak N2, maka serangga akan muncul ke permukaan dan membuka mulut.
Sebaliknya terdapat juga serangga yang mampu tinggal lama di dalam air dengan bantuan suatu organ yang disebut plastron, suatu filamen udara. Dengan alat ini maka CO2 yang terbentuk dibuang, dan O2 yang terlarut diambil langsung (bukan dalam ujud gelembung udara). Bangunan ini sering juga disebut sebagai insang fisis khusus (special physical gill). Karenanya serangga mampu bertahan di dalam air dalam jangka waktu yang lebih lama. Serangga air juga ada yang memanfaatkan insang trakheal (tracheal gill), yang merupakan insang biologis, berfungsi karena gerak biologis.
http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-8a-2.jpg
Gbr. Trakea pada serangga
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menujupembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang: Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara kaya CO2 keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya O2 masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut CO2 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi kejaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan air untuk mengambil udara. Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp.mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.
Kalajengking dan laba-laba besar (Arachnida) yang hidup di darat memiliki alat pernapasan berupa paru-paru buku, sedangkan jika hidup di air bernapas dengan insang buku. Paru-paru buku memiliki gulungan yang berasal dari invaginasi perut. Masing-masing paru-paru buku ini memiliki lembaran-lembaran tipis (lamela) yang tersusun berjajar. Paruparu buku ini juga memiliki spirakel tempat masuknya oksigen dari luar. Keluar masuknya udara disebabkan oleh gerakan otot yang terjadi secara teratur
http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-8a-3.jpg
II.                Alat Dan Bahan
1.      Respirometer sederhana
2.      Pipet tetes
3.      Timbangan
4.      Kapas
5.      Vaselin
6.      Kristal NaOH/KOH
7.      Eosin
8.      Hewan percobaan (kecoak, jangkrik, belalang, dan sebagainya)

III.             Prosedur
1.      Masukkan kristal NaOH atau KOH kedalam botol respirometer sederhana.
2.      Tutup kristal NaOH/KOH dengan selapis kapas, agar binatang yang diselidiki tidak tersentuh oleh kristal tersebut.
3.      Masukkan hewan percobaan tertentu yang sudah diketahui beratnya kedalam botol respirometer.
4.      Tutup botol dengan penutup pada pipa berskala, kemudian tutup ujung pipa berskala dengan ujung jari selama 2-5 menit kemudian tetesi ujung pipa tersebut dengan larutan eosin. (agar tidak bocor olesi penutup botol itu dengan vaselin)
5.      Tandailah letak eosin, amatilah perubahannya pada setiap 5 menit selama 15 menit dan catat hasilnya.
6.      Lakukan percobaan ini dengan variasi berat badan hewan yang berbeda pada hewan tertentu.
7.      Buatlah grafik yang menunjukkan hubungan antara berat badan suatu hewan dengan kebutuhan oksigen dalam waktu tertentu.

IV.             Masalah
1.      Mengapa dalam botol tersebut disimpan NaOH/KOH? Jelaskan !
2.      Mengapa tetesan eosin pada pipa berskala bergerak mendekati botol respirometer?
3.      Adakah hubungan antara berat badan suatu hewan dengan kebutuhan oksigen dalam pernafasannya?

V.                Hasil Pengamatan Dan Pembahasan
v  Tabel konsumsi oksigen oleh kecoa dengan berat 0,57 gr. Dengan rata-rata kecepatan kecoa dalam mengkonsumsi oksigen 0,03 ml/menit.
5 menit ke
Banyak prpindahan strip
Volume (ml)
1
+ 22
0,22 ml
2
+15
0,15 ml
3
+9
0,09m

v  Tabel konsumsi oksigen oleh capung dengan berat 0,10 gr. Dengan rata-rata kecepatan capung dalam mengkonsumsi oksigen 0,047 ml/menit.
5 menit ke
Banyak prpindahan strip
Volume (ml)
1
+ 13.5
0.135 ml
2
+22.5
0.225 ml
3
+35
0.35ml

v  Dalam botol disimpan NaOH/KOH karena NaOH/KOH merupakan basa kuat, yang apabila dimasukkan ke dalam botol akan memberikan efek panas pada botol juga pada serangga, sehingga serangga akan melakukan respirasi lebih cepat.
v  Ujung tangan diletakkan pada ujung pipa berskala dilakukan agar udara dari luar tidak masuk ke dalam tabung percobaan sehingga udara pada respirometer tetap.
v  Eosin diletakkan pada ujung pipa berskala digunakan sebagai tanda pada saat serangga melakukan respirasi maka warna merah dari eosin akan bergerak masuk kedalam pipa berskala dan menandakan adanya kegiatan serangga untuk bernafas.
v  Bergeraknya eosin ke dalam alat respirometer dikarenakan pada serangga terdapat gejala yang di sebut respirasi siklik, yaitu pengeluaran CO2 terjadi pada jangka waktu tertentu dari mulai satu minggu sekali sampai beberapa jam sekali. 
v  Hubungan antara berat badan suatu hewan dengan kebutuhan oksigen dalam pernafasannya, apabila berat badan suatu hewan lebih besar maka konsumsi o2 semakin sedikit.

VI.             Kesimpulan
Proses respirasi pada serangga, sama dengan pada organisme lain, merupakan proses pengambilan oksigen (O2), untuk diproses dalam mitokhondria. Baik serangga terestrial maupun akuatik membutuhkan O2 dan membuang CO2, namun pada keduanya terdapat perbedaan jelas: di udara terdapat kl. 20% oksigen, sedang di air 10%.
Oleh karenanya kecepatan diffusinya juga berbeda, di air 3 x 106 lebih kecil daripada kecepatan diffusi O2 di udara. Sistem pernafasan pada serangga mengenal dua sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Digunakan alat/organ yang disebut spirakulum (spiracle), juga tabung-tabung trakhea dan trakheola.
Pada percobaan kali ini bergeraknya eosin ke dalam alat respirometer dikarenakan pada serangga terdapat gejala yang di sebut respirasi siklik, yaitu pengeluaran CO2 terjadi pada jangka waktu tertentu dari mulai satu minggu sekali sampai beberapa jam sekali. Sehingga O2 yang di hirup oleh serangga tidak segera di keluarkan dalam bentuk CO2.
Dan pada percobana didapatkan hasil bahwa hubungan antara berat badan suatu hewan dengan kebutuhan O2 dalam pernafasannya, apabila berat badan suatu hewan lebih besar maka konsumsi O2 semakin sedikit.
Daftar Pustaka
Tim Pembina Mata Kuliah Fisiologi Hewan. 2008. Pedoman praktikum fisiologi hewan. Surabaya:Universitas Muhammadiyah Surabaya
Winatasasmita, Djamhur. 1985. Fisiologi Hewan Dan Tumbuhan. Jakarta : Universitas Tebuka



FISHE,, KERJA JANTUNG


I.    TUJUAN
Untuk mengetahui kerja atau denyut jantung di dalam maupun di luar tubuh.
II. DASAR TEORI

Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah.
Permukaan Jantung
        http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/2/27/Jantung.jpg/220px-Jantung.jpg
Bagian-bagian dari jantung
Ukuran jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga torakik, di balik tulang dada. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri. Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa konstan jantung. Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah yang meliputi daerah jantung yang merata/datar, seperti di dasar dan di samping. Dua garis pembelah (terbentuk dari otot) pada lapisan luar jantung menunjukkan di mana dinding pemisah di antara serambi & bilik jantung.
Struktur Internal Jantung
Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah bagian, dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini sejak lahir tidak pernah tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga yang dipisahkan oleh dinding jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa jantung terdiri dari empat rongga, serambi kanan & kiri dan bilik kanan & kiri.
Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena bilik harus melawan gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas dan memerlukan gaya yang lebih besar untuk mensuplai peredaran darah besar, khususnya pembuluh aorta, untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah. Tiap serambi dan bilik pada masing-masing belahan jantung disambungkan oleh sebuah katup. Katup di antara serambi kanan dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis atau katup berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di antara serambi kiri dan bilik kiri disebut katup mitralis atau katup bikuspidalis (katup berdaun dua).

Cara Kerja Jantung

Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam ventrikel kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, ia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (pembuluh kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen, melepaskan karbondioksida dan selanjutnya dialirkan kembali ke jantung. Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner karena darah dialirkan ke paru-paru. Darah dalam atrium kiri akan didorong menuju ventrikel kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disirkulasikan ke seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
Sistem Peredaran Darah pada Hewan
  • Sistem peredaran darah pada burung: Peredaran darah pada burung merupakan peredaran darah tertutup serta ganda. Alat-alat peredaran darah pada burung merpati, terdiri atas jantungserta  pembuluh darah. Jantungnya terdiri atas empat ruang, yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri, dan bilik kanan. Dalam Tiap ruang jantung burung dibatasi sekat yang jelas sehingga darah yang mengandung oksigen yang berasal dari paru-paru nggak bercampur dengan darah yang mengandung karbon dioksida yang berasal dari seluruh tubuh.
  • Sistem peredaran darah pada katak: Katak Mempunyai sistem peredaran darah ganda, jantung katak terdiri atas tiga ruang, yaitu serambi kiri, serambi kanan, dan bilik mengapa. Karena jantung katak hanya mempunyai satu bilik maka darah yang banyak mengandung oksigen dan karbon dioksida masih bercampur dalam bilik jantung.
  • Sistem peredaran darah pada serangga : Dalam Sistem peredaran darah pada serangga merupakan sistem peredaran darah terbuka sehingga darah dapat diedarkan langsung menuju jaringan tubuh tanpa melalui pembuluh darah. Alat peredaran darahnya berupa jantung pembuluh. Pada bagian jantung pembuluh, terdapat lubang-lubang kecil (ostium) yang punya suatu katup. Ketika jantung pembuluh berdenyut, ostium pun tertutup, darah mengalir ke depan melalui aorta. Peredaran darah belalang hanya mengedarkan sari makanan dan mengambil sisa metabolisme, sedangkan peredaran oksigen ke seluruh tubuh dan pengambilan karbon dioksida dilakukan melalui sistem trakea.
  • Sistem peredaran darah pada cacing : Cacing punya alat peredaran darah yang terdiri atas pembuluh darah punggung, pembuluh darah perut, dan lima pasang lengkung aorta. Lengkung aorta fungsinya sebagai jantung.
  • Sistem peredaran darah pada ikan : Ikan memiliki Sistem peredaran darah tunggal, jantungnya terdiri atas dua ruang, yaitu serambi dan bilik. Jantung berisi darah yang miskin oksigen. Darah yang berasal dari bilik jantung kemudian dipompa melalui aorta yang akan menuju insang. Kemudian di Dalam insang, karbon dioksida dilepaskan dan oksigen pun diikat oleh darah. Setelah melewati insang, darah yang banyak mengandung oksigen kemudian dialirkan ke seluruh tubuh,
  • Sistem peredaran darah pada reptil : Reptile punya sistem peredaran darah ganda, jantungnya terdiri atas empat ruang, yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri, dan bilik kanan. Sekat antara bilik kanan dan kiri pada reptil tidak sama sekali sempurna Jantung reptil memiliki dua buah aorta, aorta kanan dan aorta kiri. Aorta kanan keluar dari bilik kiri dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Aorta kiri keluar dari perbatasan bilik kiri dan bilik kanan mengalirkan darah ke bagian belakang tubuh.
III.      Alat Dan Bahan
1.      Papan Perentang
2.      Jarum
3.      Scapel
4.      Kasa
5.      Gunting
6.      Cawan Petri
7.      Air
8.      Larutan Ringer Laktat Atau Nacl 0,85%
9.      Katak

IV.      Prosedur
1.      Dengan tangan kiri, kepala katak ditekukkan kearah perutnya
2.      Raba lubang yang berada diantara kepala atau cranium dengan tulang belakangnya.
3.      Tusukkan jarum pada lubang tersebut, sambil mengarahkan jarum tersebut kearah rongga tengkorak, ke arah kanan dan kiri, serta ke arah atas dan bawah (medulla spinalis). Hal ini dilakukan agar katak tidak merasakan sakit.
4.      Bentangkan katak tersebut di atas papan, dengan di fiksir pada kedua ekstrimitasnya.
5.      Lakukan irisan pada bagian dada dan perut, lapis demi lapis tepatnya pada garis median.
6.      Lakukan pemotongan tulang sekitar rongga dada dan perut, maka akan tampak jantung yang masih di bungkus oleh selaput berwarna putih. Selaput yang berbentuk kantung di buka maka akan tampak jantung yang masih berdenyut.
Perhatikan:
-          Berapa kali jantung berdenyut dalam menitnya?
-          Tetesi jantung dengan air, hitung denyut permenitnya!
-          Tetesi jantung dengan ringer laktat, hitung denyut permenitnya, kemudian  bersihkan!
7.      Lepas jantung dari jaringan sekitarnya, hati-hati jangan sampai otot jantung terpotong.
8.      Begitu terlepas dari jarongan sekitarnya catat jam berapa.
9.      Letakkan jantung pada cawan petri,
Perhatikan:
-          Hitung denyutnya dalam satu menitnya?
-          Tetesi jantung dengan air, hitung denyut permenitnya!
-          Tetesi jantung dengan ringer laktat, hitung denyut permenitnya, jantung tidak perlu dibersihkan, bahkan perlu ditetesi lagi sebanyak 1-3 tetes larutan tersebut terutama bila mongering. Amatilah, apakah jantung masih berdenyut? Catat jam berapa jantung berhenti berdenyut?

V.     Masalah
1.      Berapa kali jantung katak berdenyut dalam satu menit?
a.       Sebelum di lepas dari tubuh
b.      Sesudah di lepas dari tubuh
c.       Di tetesi larutan sewaktu dalam dan sesudah diluar tubuh.
2.      Berapa lama jantung masih dapat berkontraksi dalam tubuh dan sesudah di luar tubuh
3.      Mengapa jantung katak tersebut masih dapat berkontraksi walaupun sudah dikeluarkan dari tubuhnya?




VI.      HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Tabel hasil pengamatan denyut jantung katak
Di dalam tubuh katak
Sebelum di tetesi
Setelah ditetesi air
Setelah ditetesi NaCl 0,85 %
Menit 1
Menit 2
Menit 1
Menit 2
Menit 1
Menit 2
68 kali
68 kali
68 kali
66 kali
64 kali
64 kali
Di luar tubuh katak
Sebelum di tetesi
Setelah ditetesi air
Menit 1
Menit 2
Menit 1
Menit 2
59 kali
56 kali
51 kali
60 kali
  
Di luar tubuh katak ( Setelah ditetesi NaCl 0,85 % )
Menit 1
Menit 2
Menit 3
Menit 4
Menit 5
Menit 6
Menit 7
Menit 8
56 kali
55 kali
51 kali
48 kali
48 kali
38 kali
20 kali
4 kali
Ketketerangan :
Ø  Jantung yang telah di keluarkan dari dalam tubuh katak di tetesi dengan larutan fisiologis agar jantung tersebut dapat berdenyut lebih lama.
Ø  Pada menit ke 18 setelah di keluarkan dari tubuhnya jantung katak berhenti berdenyut.

VII. KESIMPULAN
Jantung pada hewan ada dua tipe yaitu jantung neorugenik dan jantung myogenik. Jantung yang dimiliki oleh katak adalah jantung miogenik, dimana bila jantung tersebut dilepaskan dari jaringan yang lain akan tetap dapat berdenyut karena adanya jaringan otot khusus yang membuat simpul (nodal tissue) yang merupakan pacu jantung. Pada hewan vertebrata rendah seperti katak dan ikan simpul tersebut terletak pada sinus venosus.






DAFTAR PUSTAKA
Winatasasmita Djamhur. 1985. Fisiologi hewan dan tumbuhan BIO 4205/3 SKS/MODUL 1-5 . departemen pendidikan dan kbudayaan universitas terbuka. Jakarta.